Pengertian Tata Kelola yang Baik dalam Konteks PT Kewirausahaan Sosial
Apa yang Dimaksud dengan Tata Kelola yang Baik dalam Konteks PT Kewirausahaan Sosial? – Tata kelola yang baik (Good Governance) merupakan kunci keberhasilan bagi setiap organisasi, termasuk Perusahaan Terbatas (PT) Kewirausahaan Sosial. Penerapannya memastikan transparansi, akuntabilitas, dan keberlanjutan usaha, sekaligus memperkuat kepercayaan publik dan para pemangku kepentingan. Namun, penerapannya pada PT Kewirausahaan Sosial memiliki nuansa yang berbeda dibandingkan perusahaan konvensional karena adanya misi sosial yang melekat.
Definisi Tata Kelola yang Baik Secara Umum
Secara umum, tata kelola yang baik merujuk pada sistem pengelolaan organisasi yang efektif dan efisien. Hal ini mencakup berbagai aspek, mulai dari struktur organisasi, proses pengambilan keputusan, sistem pengawasan, hingga mekanisme akuntabilitas. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa organisasi dikelola dengan bertanggung jawab, transparan, dan akuntabel kepada para pemangku kepentingan.
Perbedaan Tata Kelola yang Baik pada Perusahaan Konvensional dan PT Kewirausahaan Sosial
Perbedaan utama terletak pada tujuan utama organisasi. Perusahaan konvensional berfokus pada profitabilitas, sedangkan PT Kewirausahaan Sosial mengedepankan misi sosial selain keuntungan finansial. Oleh karena itu, tata kelola yang baik pada PT Kewirausahaan Sosial harus mengintegrasikan tujuan sosial dengan tujuan ekonomi. Hal ini melibatkan mekanisme pengukuran dampak sosial selain kinerja keuangan, serta mempertimbangkan kepentingan berbagai pemangku kepentingan, termasuk masyarakat yang menjadi sasaran dampak sosial.
Tata kelola yang baik dalam PT Kewirausahaan Sosial mencakup transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi seluruh pemangku kepentingan. Salah satu aspek pentingnya adalah membangun kemitraan yang kuat dan berkelanjutan, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap keberhasilan misi sosial perusahaan. Untuk memahami lebih dalam bagaimana membangun kemitraan yang efektif, silahkan baca artikel ini: Bagaimana Cara Membangun Kemitraan dalam Kewirausahaan Sosial?
. Dengan kemitraan yang solid, tata kelola yang baik dapat diimplementasikan dengan lebih optimal, menjamin keberlanjutan usaha dan dampak sosial yang lebih besar.
Contoh Penerapan Prinsip Tata Kelola yang Baik pada PT Kewirausahaan Sosial yang Sukses
Bayangkan sebuah PT Kewirausahaan Sosial yang bergerak di bidang pendidikan anak-anak kurang mampu. Penerapan tata kelola yang baik terlihat dalam transparansi penggunaan dana donasi, mekanisme pengambilan keputusan yang partisipatif melibatkan komunitas, serta adanya sistem monitoring dan evaluasi yang terukur untuk mengetahui dampak program pendidikan terhadap anak-anak. Keberhasilan mereka terlihat dari peningkatan angka kelulusan dan kesuksesan anak-anak dalam menempuh pendidikan lebih lanjut, yang dapat dilaporkan secara transparan kepada para donatur dan publik.
Tantangan Spesifik dalam Menerapkan Tata Kelola yang Baik di PT Kewirausahaan Sosial
Beberapa tantangan yang dihadapi meliputi kesulitan dalam mengukur dampak sosial secara kuantitatif, keterbatasan sumber daya manusia dan keuangan, serta kompleksitas dalam menyeimbangkan tujuan sosial dan ekonomi. Selain itu, mendapatkan kepercayaan dari para pemangku kepentingan juga merupakan tantangan tersendiri, khususnya dalam menunjukkan efektivitas dan efisiensi penggunaan dana.
Tata kelola yang baik dalam konteks PT Kewirausahaan Sosial merujuk pada praktik manajemen yang transparan, akuntabel, dan bertanggung jawab, memastikan dampak sosial terukur. Untuk mencapai hal ini, membangun ekosistem yang suportif sangat krusial. Artikel ini, Bagaimana Cara Membangun Ekosistem yang Mendukung PT Kewirausahaan Sosial? , memberikan panduan lebih lanjut. Dengan ekosistem yang kuat, implementasi tata kelola yang baik dalam PT Kewirausahaan Sosial akan lebih mudah terwujud, mendorong keberlanjutan dan dampak positif yang lebih besar bagi masyarakat.
Perbandingan Prinsip Tata Kelola yang Baik pada Perusahaan Profit dan Non-profit
Prinsip | Perusahaan Profit | PT Kewirausahaan Sosial |
---|---|---|
Transparansi | Keterbukaan informasi keuangan kepada pemegang saham | Keterbukaan informasi keuangan dan dampak sosial kepada donatur, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya |
Akuntabilitas | Pertanggungjawaban manajemen kepada pemegang saham atas kinerja keuangan | Pertanggungjawaban manajemen atas kinerja keuangan dan dampak sosial kepada semua pemangku kepentingan |
Responsibilitas | Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan etika bisnis | Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, etika bisnis, dan komitmen terhadap misi sosial |
Partisipasi | Partisipasi pemegang saham dalam pengambilan keputusan strategis | Partisipasi berbagai pemangku kepentingan, termasuk masyarakat, dalam pengambilan keputusan dan pemantauan program |
Keadilan | Perlakuan yang adil kepada semua pemegang saham | Perlakuan yang adil dan merata kepada semua pemangku kepentingan, termasuk masyarakat yang dilayani |
Prinsip-prinsip Tata Kelola yang Baik dalam PT Kewirausahaan Sosial
Penerapan tata kelola yang baik (GCG) merupakan kunci keberhasilan dan keberlanjutan bagi Perusahaan Terbatas (PT) Kewirausahaan Sosial. GCG yang kuat memastikan transparansi, akuntabilitas, dan efisiensi dalam pengelolaan sumber daya, sehingga misi sosial perusahaan dapat tercapai secara optimal. Berikut ini akan dijelaskan beberapa prinsip GCG yang relevan dan penerapannya dalam konteks operasional PT Kewirausahaan Sosial.
Lima Prinsip Utama Tata Kelola yang Baik dalam PT Kewirausahaan Sosial
Penerapan prinsip-prinsip tata kelola yang baik dalam PT Kewirausahaan Sosial menjamin keberlanjutan usaha dan dampak sosial yang maksimal. Lima prinsip utama yang relevan adalah transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi, dan kewajaran. Penerapannya tidak hanya sebatas memenuhi regulasi, namun juga untuk membangun kepercayaan publik dan stakeholder.
Tata kelola yang baik dalam PT Kewirausahaan Sosial merupakan kunci keberhasilan, meliputi transparansi, akuntabilitas, dan tanggung jawab sosial. Menentukan visi dan misi sosial yang jelas sangat krusial, karena ini menjadi landasan semua aktivitas. Untuk memahami bagaimana merumuskan visi dan misi yang tepat, silahkan baca artikel ini: Bagaimana Cara Menentukan Visi dan Misi Sosial PT Kewirausahaan Sosial?
. Dengan visi dan misi yang terarah, tata kelola yang baik akan lebih mudah diimplementasikan dan mencapai dampak sosial yang maksimal.
- Transparansi: Informasi mengenai operasional, keuangan, dan dampak sosial perusahaan diakses dan dipahami oleh seluruh stakeholder. Contohnya, PT Kewirausahaan Sosial mempublikasikan laporan tahunan yang detail, termasuk laporan keuangan yang diaudit dan laporan dampak sosial yang terukur.
- Akuntabilitas: Setiap pihak yang terlibat bertanggung jawab atas tindakan dan keputusannya. Contohnya, manajemen bertanggung jawab atas pencapaian target kinerja dan dampak sosial yang telah ditetapkan, dan dilaporkan secara berkala kepada dewan direksi dan komisaris.
- Pertanggungjawaban: Mekanisme pertanggungjawaban yang jelas dan terukur diterapkan untuk memastikan setiap tindakan dapat dipertanggungjawabkan. Contohnya, penunjukan auditor eksternal independen untuk mengaudit laporan keuangan dan laporan dampak sosial.
- Independensi: Dewan komisaris dan dewan direksi menjalankan tugas dan fungsinya secara independen, bebas dari intervensi pihak lain yang dapat merugikan perusahaan. Contohnya, komisaris memiliki latar belakang dan keahlian yang beragam, dan bebas dari konflik kepentingan.
- Kewajaran: Pengambilan keputusan dilakukan secara adil dan mempertimbangkan kepentingan seluruh stakeholder. Contohnya, perusahaan mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan dalam setiap pengambilan keputusan bisnis, serta melibatkan stakeholder dalam proses pengambilan keputusan.
Peran Dewan Direksi, Komisaris, dan Manajemen dalam Penerapan Prinsip Tata Kelola yang Baik
Pembagian peran dan tanggung jawab yang jelas antar Dewan Direksi, Komisaris, dan Manajemen sangat krusial dalam penerapan prinsip GCG. Ketiga entitas ini saling mengawasi dan melengkapi untuk memastikan efektivitas dan efisiensi operasional.
- Dewan Komisaris: Mengawasi kinerja Dewan Direksi dan Manajemen, memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip GCG, serta memberikan arahan strategis.
- Dewan Direksi: Bertanggung jawab atas pengelolaan dan pengambilan keputusan strategis perusahaan, menetapkan kebijakan dan strategi, serta memastikan implementasi sesuai dengan prinsip GCG.
- Manajemen: Menerapkan kebijakan dan strategi yang ditetapkan oleh Dewan Direksi, menjalankan operasional perusahaan sehari-hari, dan bertanggung jawab atas pencapaian target kinerja.
Penerapan Transparansi dan Akuntabilitas dalam Pelaporan Keuangan dan Kegiatan Operasional
Transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan keuangan dan kegiatan operasional PT Kewirausahaan Sosial diwujudkan melalui penyampaian informasi yang akurat, tepat waktu, dan mudah diakses oleh stakeholder. Laporan keuangan yang diaudit secara independen dan laporan dampak sosial yang terukur menjadi bukti komitmen terhadap transparansi dan akuntabilitas.
Selain itu, perusahaan juga dapat menggunakan platform digital untuk memfasilitasi akses informasi secara real-time, seperti website perusahaan yang memuat laporan kinerja, rencana strategis, dan informasi kontak. Komunikasi yang terbuka dan proaktif dengan stakeholder juga penting untuk membangun kepercayaan dan transparansi.
Sistem Pengawasan Internal yang Efektif
Sistem pengawasan internal yang efektif meliputi berbagai mekanisme untuk memastikan kepatuhan terhadap prinsip GCG. Mekanisme ini dapat berupa audit internal berkala, penetapan kode etik perusahaan, dan pembentukan komite audit yang independen. Sistem pelaporan pelanggaran juga perlu dibentuk untuk menjamin setiap pelanggaran dapat ditindaklanjuti secara cepat dan tepat.
Selain itu, evaluasi berkala terhadap efektivitas sistem pengawasan internal juga perlu dilakukan untuk memastikan sistem tersebut tetap relevan dan efektif dalam mencegah dan mendeteksi potensi penyimpangan. Penting untuk memastikan seluruh karyawan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip GCG dalam menjalankan tugasnya sehari-hari.
Tata kelola yang baik dalam PT Kewirausahaan Sosial berarti memastikan transparansi, akuntabilitas, dan tanggung jawab sosial yang tinggi. Ini penting karena keberhasilan usaha sosial tak hanya diukur dari profit, namun juga dampak sosialnya. Memahami kontribusi nyata usaha ini terhadap pembangunan berkelanjutan sangat krusial, seperti yang dijelaskan dalam artikel ini: Apa Kontribusi Kewirausahaan Sosial bagi Pembangunan Berkelanjutan?
. Dengan demikian, tata kelola yang baik memastikan keberlanjutan usaha dan dampak positifnya terhadap masyarakat, sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan yang lebih luas.
Peran Stakeholder dalam Tata Kelola PT Kewirausahaan Sosial
Tata kelola yang baik dalam PT Kewirausahaan Sosial (PTKS) tidak hanya bergantung pada manajemen internal, tetapi juga pada keterlibatan aktif berbagai pemangku kepentingan (stakeholder). Keberhasilan PTKS dalam mencapai misi sosial dan keberlanjutan bisnisnya sangat bergantung pada sinergi dan kolaborasi yang efektif antara stakeholder tersebut. Pemahaman yang jelas mengenai peran dan tanggung jawab masing-masing stakeholder menjadi kunci keberhasilan.
Identifikasi Berbagai Stakeholder dalam PT Kewirausahaan Sosial
PTKS melibatkan beragam stakeholder dengan kepentingan dan peran yang berbeda. Stakeholder utama umumnya meliputi investor sosial, masyarakat penerima manfaat, pemerintah, karyawan, supplier, dan pelanggan. Investor sosial berperan sebagai penyedia modal dengan harapan dampak sosial tertentu. Masyarakat penerima manfaat adalah pihak yang secara langsung merasakan dampak kegiatan PTKS. Pemerintah berperan sebagai regulator dan fasilitator, sedangkan karyawan, supplier, dan pelanggan turut berkontribusi pada operasional dan keberhasilan PTKS.
Tata kelola yang baik dalam PT Kewirausahaan Sosial berarti transparansi dan akuntabilitas yang tinggi dalam mengelola sumber daya, baik finansial maupun sosial. Ini krusial karena perusahaan harus menunjukkan bagaimana mereka menyeimbangkan misi sosial dengan profitabilitas. Pertanyaan kunci yang muncul adalah bagaimana hal ini bisa dicapai? Untuk memahami lebih lanjut, baca artikel ini: Bagaimana Cara PT Kewirausahaan Sosial Menyeimbangkan Tujuan Sosial dan Profit?
. Dengan demikian, tata kelola yang baik memastikan bahwa setiap rupiah yang dihasilkan dan dialokasikan, baik untuk tujuan sosial maupun profit, dapat dipertanggungjawabkan dengan jelas dan terukur.
Peran dan Tanggung Jawab Masing-Masing Stakeholder
Setiap stakeholder memiliki peran dan tanggung jawab yang spesifik dalam memastikan tata kelola yang baik. Peran ini saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Kejelasan peran ini penting untuk menghindari konflik kepentingan dan memastikan akuntabilitas.
- Investor Sosial: Memberikan modal, pengawasan atas penggunaan dana, memastikan dampak sosial tercapai, dan memberikan arahan strategis.
- Masyarakat: Memberikan masukan, partisipasi dalam program, dan menjadi penerima manfaat langsung dari kegiatan PTKS. Mereka juga memiliki hak untuk mengawasi dan memberikan umpan balik.
- Pemerintah: Memberikan regulasi, insentif, dan dukungan kebijakan, serta mengawasi kepatuhan PTKS terhadap peraturan yang berlaku.
- Karyawan: Menjalankan operasional PTKS secara profesional, bertanggung jawab, dan etis, serta memastikan tercapainya tujuan organisasi.
- Supplier: Menyediakan barang dan jasa yang berkualitas dengan harga yang kompetitif, serta mematuhi standar etika bisnis yang ditetapkan PTKS.
- Pelanggan: Membeli produk atau jasa yang ditawarkan, memberikan umpan balik, dan mendukung misi sosial PTKS.
Interaksi Antar Stakeholder dalam Pengambilan Keputusan
Berikut ilustrasi interaksi antar stakeholder dalam proses pengambilan keputusan. Visualisasikan sebuah diagram lingkaran dengan PTKS di tengah. Investor sosial, masyarakat, pemerintah, dan stakeholder lainnya berada di sekelilingnya, dihubungkan oleh garis yang menunjukkan arus informasi dan komunikasi. Garis yang lebih tebal menunjukkan interaksi yang lebih intensif.
Mekanisme Partisipasi Stakeholder dalam Pengambilan Keputusan dan Pengawasan
Mekanisme partisipasi stakeholder dapat berupa rapat umum pemegang saham, forum konsultasi publik, survei kepuasan masyarakat, dan mekanisme pengaduan. Transparansi informasi dan aksesibilitas data menjadi kunci keberhasilan mekanisme ini. Pengawasan dapat dilakukan melalui audit independen, laporan kinerja yang transparan, dan mekanisme pelaporan yang akuntabel.
Contoh Komunikasi Efektif antara PT Kewirausahaan Sosial dengan Stakeholdernya
Komunikasi efektif dibangun melalui berbagai saluran, seperti laporan berkala kepada investor sosial, website yang transparan, sosial media, rapat-rapat rutin dengan masyarakat, dan pembuatan buletin berkala. PTKS juga dapat memanfaatkan teknologi informasi untuk mempermudah akses informasi dan meningkatkan keterlibatan stakeholder.
Contohnya, PTKS dapat menyelenggarakan forum konsultasi publik secara berkala untuk mendapatkan masukan dari masyarakat mengenai program yang dijalankan. Mereka juga dapat memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan informasi terkait kegiatan dan pencapaian PTKS, serta merespon pertanyaan dan keluhan dari masyarakat secara cepat dan responsif.
Pengukuran Kinerja dan Akuntabilitas dalam PT Kewirausahaan Sosial: Apa Yang Dimaksud Dengan Tata Kelola Yang Baik Dalam Konteks PT Kewirausahaan Sosial?
Pengukuran kinerja dan akuntabilitas merupakan pilar penting dalam keberhasilan PT Kewirausahaan Sosial. Tidak hanya fokus pada profitabilitas finansial, PT Kewirausahaan Sosial juga harus mampu mengukur dan melaporkan dampak sosial yang dihasilkan dari kegiatan operasionalnya. Transparansi dan akuntabilitas terhadap stakeholder menjadi kunci kepercayaan dan keberlanjutan usaha.
Pengukuran Kinerja Sosial dan Finansial
Kinerja PT Kewirausahaan Sosial diukur melalui dua aspek utama: dampak sosial dan kinerja finansial. Pengukuran dampak sosial memperhatikan perubahan positif yang dihasilkan bagi masyarakat, lingkungan, atau isu sosial tertentu yang menjadi fokus PT. Sementara kinerja finansial diukur melalui indikator standar seperti profitabilitas, efisiensi, dan likuiditas. Integrasi kedua aspek ini krusial untuk menggambarkan keseluruhan kinerja perusahaan.
Indikator Kinerja Kunci (KPI)
Pemilihan KPI yang tepat sangat penting untuk mengukur dampak dan keberlanjutan. KPI harus spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan terikat waktu (SMART). Berikut beberapa contoh KPI yang relevan:
- Dampak Sosial: Jumlah penerima manfaat program, peningkatan pendapatan masyarakat, penurunan angka kemiskinan, peningkatan kualitas lingkungan, jumlah sukarelawan yang terlibat.
- Keberlanjutan: Tingkat kepuasan stakeholder, efisiensi penggunaan sumber daya, tingkat retensi karyawan, jumlah investor yang berpartisipasi.
- Kinerja Finansial: Pendapatan bersih, laba kotor, rasio likuiditas, return on investment (ROI).
Pentingnya Pengukuran Dampak Sosial
“Pengukuran dampak sosial bukan hanya sekadar kewajiban pelaporan, tetapi merupakan jantung dari misi kewirausahaan sosial. Ia memungkinkan kita untuk memahami efektivitas intervensi, belajar dari kesalahan, dan meningkatkan dampak positif bagi masyarakat.” – (Contoh kutipan dari pakar, nama dan sumber kutipan perlu diganti dengan referensi yang valid)
Mekanisme Pelaporan dan Akuntabilitas
Transparansi dan akuntabilitas dicapai melalui mekanisme pelaporan yang komprehensif dan terstruktur. Laporan kinerja harus mencakup indikator kinerja kunci (KPI) baik sosial maupun finansial, metodologi pengukuran, dan analisis dampak. Laporan ini harus dipublikasikan secara terbuka dan mudah diakses oleh stakeholder. Selain itu, audit independen dapat dilakukan untuk memastikan keakuratan dan kredibilitas data yang dilaporkan.
Pelaporan Kinerja kepada Stakeholder
PT Kewirausahaan Sosial dapat melaporkan kinerjanya kepada stakeholder melalui berbagai saluran, seperti laporan tahunan, website perusahaan, presentasi, seminar, dan media sosial. Komunikasi yang efektif dan transparan sangat penting untuk membangun kepercayaan dan mendapatkan dukungan dari stakeholder. Hal ini juga memungkinkan PT Kewirausahaan Sosial untuk menunjukkan nilai tambah yang diberikan kepada masyarakat dan memperoleh investasi berkelanjutan.
Studi Kasus Tata Kelola yang Baik dalam PT Kewirausahaan Sosial
Penerapan tata kelola yang baik (Good Corporate Governance/GCG) merupakan kunci keberhasilan bagi setiap perusahaan, termasuk PT Kewirausahaan Sosial. GCG yang efektif memastikan transparansi, akuntabilitas, dan pertanggungjawaban yang meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan dan keberlanjutan usaha. Studi kasus berikut akan mengilustrasikan penerapan GCG pada PT Kewirausahaan Sosial dan menganalisis keberhasilan serta tantangan yang dihadapi.
Studi Kasus 1: PT Lestari Hijau
PT Lestari Hijau adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertanian organik dan pemberdayaan petani lokal. Mereka menerapkan GCG dengan menetapkan dewan pengawas independen, melakukan audit keuangan secara berkala, dan mempublikasikan laporan keberlanjutan secara transparan. Sistem pengambilan keputusan yang partisipatif melibatkan petani dalam proses produksi dan pemasaran produk.
Keberhasilan dan Tantangan PT Lestari Hijau
Keberhasilan PT Lestari Hijau dalam menerapkan GCG terlihat dari peningkatan kepercayaan investor dan mitra kerja, serta peningkatan kesejahteraan petani. Namun, tantangan yang dihadapi meliputi keterbatasan sumber daya manusia yang berpengalaman dalam GCG dan kesulitan dalam mengukur dampak sosial secara kuantitatif.
Studi Kasus 2: PT Mitra Sehat
PT Mitra Sehat merupakan perusahaan yang fokus pada penyediaan akses kesehatan di daerah terpencil. Mereka menerapkan GCG dengan mengutamakan transparansi dalam penggunaan dana donasi, melibatkan masyarakat dalam perencanaan program kesehatan, dan menetapkan mekanisme pengaduan yang mudah diakses. Sistem monitoring dan evaluasi yang terstruktur dipakai untuk memastikan efektivitas program.
Keberhasilan dan Tantangan PT Mitra Sehat
Keberhasilan PT Mitra Sehat tercermin dari peningkatan akses kesehatan masyarakat di daerah terpencil dan peningkatan kepercayaan dari donatur. Tantangan yang dihadapi meliputi kesulitan dalam mengelola berbagai pemangku kepentingan dengan kepentingan yang beragam dan perluasan jangkauan program ke daerah yang lebih terpencil dengan infrastruktur yang terbatas.
Perbandingan Praktik Tata Kelola yang Baik
Aspek Tata Kelola | PT Lestari Hijau | PT Mitra Sehat |
---|---|---|
Transparansi Keuangan | Audit berkala, laporan publik | Transparansi penggunaan dana donasi |
Akuntabilitas | Dewan pengawas independen | Mekanisme pengaduan yang mudah diakses |
Partisipasi Pemangku Kepentingan | Partisipasi petani dalam produksi dan pemasaran | Partisipasi masyarakat dalam perencanaan program |
Monitoring dan Evaluasi | Belum terstruktur secara optimal | Sistem monitoring dan evaluasi yang terstruktur |
Faktor Kunci Keberhasilan Penerapan Tata Kelola yang Baik, Apa yang Dimaksud dengan Tata Kelola yang Baik dalam Konteks PT Kewirausahaan Sosial?
Beberapa faktor kunci yang berkontribusi pada keberhasilan penerapan GCG pada kedua perusahaan tersebut antara lain komitmen pimpinan, dukungan dari pemangku kepentingan, adanya sistem monitoring dan evaluasi yang efektif, dan ketersediaan sumber daya yang memadai. Keberadaan tim manajemen yang kompeten dan penggunaan teknologi informasi juga berperan penting.
Rekomendasi untuk Meningkatkan Praktik Tata Kelola yang Baik
Untuk meningkatkan praktik tata kelola yang baik di PT Kewirausahaan Sosial lainnya, disarankan untuk: (1) mengembangkan pedoman GCG yang sesuai dengan konteks perusahaan, (2) memberikan pelatihan dan pengembangan kapasitas bagi manajemen dan staf, (3) meningkatkan keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses pengambilan keputusan, dan (4) memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi.